Minggu, 24 Agustus 2008


DURIAN MEDAN


Durian Medan terkenal dengan aroma dan rasanya yang sangat legit. Selain itu harganya juga sangat murah dibanding durian Jakarta. Harga durian Medan ukuran super berkisar Rp. 4 ribu - Rp. 10 ribu per buah bila sedang musim. Tetapi bila tiba "musim gantung", alias sedang tidak musim, harganya bisa mencapai Rp. 15 ribu. Durian yang dijual berasal antara lain dari Sibolga. Bahorok, Nias, hingga Aceh. Ada beberapa kawasan di sekitar Medan yang banyak menjual durian. Yakni di kawasan Jl H. Adam Malik atau dikenal dengan kawasan Glugur By Pass, Peringgan, dan kawasan Kampung Lalang (Sunggal). Kawasan yang terakhir ini agaknya tak pernah sepi dari penjual durian. Setiap hari ada saja penjual durian. Mereka melengkapi tenda dengan lampu petromaks dan bangku panjang untuk para pembeli yang ingin makan di tempat. Selain bisa makan di tempat. Durian juga bisa dibawa sebagai oleh-oleh. Karena itu tiap pedagang menyediakan boks yang terbuat dari plastik kedap udara berukuran 15 x 10 cm. Isinya memuat 10 hingga 12 butir durian dengan harga Rp. 50 ribu per boks. Untuk menjamin udara tidak dapat masuk, diluar pembungkus diberi lak ban. "Soalnya udara yang masuk dapat mempengaruhi rasa durian," kata seorang pedagang. Durian yang dikemas dalam wadah tertutup ini memiliki daya tahan sampai tiga hari lebih. Selain itu, apabila dibawa atau dikirim dengan jasa penerbangan aromanya juga tidak mengganggu orang sekitar.

ANYANG


Santapan ini sebenarnya khas Melayu. Tetapi pencintanya dari berbagai etnis. Bahkan, ada pedagang asal Minang yang berniat "memodifikasi" resepnya agar pas dengan selera Minang. Makanan ini banyak dijumpai di restoran-restoran masakan Minang-Melayu. Bahkan jika datang bulan puasa, setiap pedagang makanan kaki lima tak pernah luput menjual makanan ini. "Habis, cocok untuk tradisi buka puasa,"cetus Farida Hanum salah seorang pedagang rumah makan yang khusus menyediakan menu anyang. Pada bulan puasa biasanya pedagang berjualan mulai kawasan Jl Amaliun, Glugur, Simpang Limun, Serdang, Gatot Subroto serta di seputar kampus USU Medan. Anyang sebetulnya mirip urap. Hanya saja bumbu kelapanya disangrai seperti serundeng. Bumbu dasarnya tetap mirip yakni, bawang merah, serai, daun jeruk, dan ketumbar. Semuanya dihaluskan lalu disangrai bersama kelapa. Jenis anyang cukup banyak. Ada anyang rawa, anyang umbut pisang, anyang paku alias pakis, anyang taoge, anyang rotan alias kepa, dan anyang rebung. "Nama-nama itu cuma untuk membedakan bahan bakunya saja,"tutur Hanum. Anyang biasanya dimakan dengan bubur pedas. "Tapi kalau tak ada bubur, untuk lauk nasi juga pas. Selain untuk dimakan sehari-hari anyang juga sering hadir di pesta. Menjual anyang tentu banyak untungnya. Dengan Rp. 50 ribu, bisa diperoleh 3 sampai 4 kali keuntungan. Jadi, kalau modalnya Rp. 500 ribu, hitung sendirilah keuntungannya
KOTA TEBINGTINGGI

A. PANDANGAN UMUM
Secara geografis Kota Tebing Tinggi terletak diantara 30 19'-30 21'Lintang Utara dan 980 11'-980 21'Bujur Timur. Posisi Kota Tebing Tinggi ada di bagian Utara Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat 26-34 m di atas permukaan laut dan kondisi wilayah relatif datar. Luas wilayan Kota Tebing Tinggi 38.438 km2 secara administratif terdiri dari 3 Kecamatan dan 27 Kelurahan dengan jumlah penduduk 26.570 jiwa.

B. SARANA DAN PRASARANA
Di Kota Tebing Tinggi terdapat sarana dan prasarana perhubungan darat dan kereta api, selain itu juga tersedia sarana dan prasarana listrik, telekomunikasi dan air bersih.

C. IDENTIFIKASI BIDANG USAHA POTENSIAL

BIDANG USAHA POTENSIAL
Selama beberapa tahun terakhir perekonomian Kota Tebing Tinggi didominasi oleh sektor industri pengolahan yaitu 23,87% dari total PDRB. Peringkat kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 20,70 % dan diikuti oleh sektor jasa sebesar 16,13 %. Dari ketiga sektor tersebut terlihat bahwa perekonomian Kota Tebing Tinggi sangat didukung oleh sektor-sektor yang merupakan kegiatan perkotaan. Dari ketiga sektor ini dapat diturunkan bidang-bidang usaha yang layak untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

POTENSI PENDUKUNG BIDANG USAHA POTENSIAL
Industri Pengolahan Hasil Pertanian
Ada tiga komoditi pertanian utama yang patut menjadi perhatian pemerintah Kota Tebing Tinggi, yaitu sawit, kelapa dan karet. Ketiga komoditi ini merupakan bahan baku industri hasil pertanian yang sangat baik jika dilihat dari potensi pasarnya. Dengan melihat fungsi Kota Tebing Tinggi sebagai pusat kegiatan pengelolaan hasil pertanian dan perkebunan rakyat, maka wajar bila salah satu usahanya adalah membangun pabrik pengolahan kelapa sawit. Hal ini tentunya didukung oleh kenyataan bahwa konsumsi CPO dalam negeri dan dunia terus meningkat.
Arang batok kelapa yang diolah menjadi arang briket merupakan bahan bakar alternatif. Arang briket merupakan produk yang pemanfaatannya sudah dikenal luas baik di lingkungan rumah tangga maupun industri. Dalam rumah tangga, arang briket pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar, terutama untuk pemanggangan sate, ikan dan lain-lain, sedangkan dalam industri, produk ini merupakan bahan baku bagi industri karbon aktif dan kertas karbon, atau dapat juga digunakan sebagai bahan pembantu dalam proses pengecoran baja dan timah.

Pusat Pelayanan Perdagangan
Selain sebagai pusat kegiatan pengelolaan hasil pertanian dan perkebunan rakyat, Kota Tebing Tinggi juga berfungsi sebagai pusat kegiatan perdagangan dan jasa ekonomi, dalam hal ini sebagai terminal dan pendistribusian wilayah hinterland dari Kota Tebing Tinggi sendiri. Mengingat pentingnya fungsi ini, maka pembangunan kawasan pusat bisnis terpadu mutlak diperlukan dengan tujuan mengundang lebih banyak investor dan pelaku bisnis menanamkan investasinya di kota ini. Kawasan pusat bisnis yang dibangun diharapkan memiliki fasilitas yang lengkap demi kelancaran berusaha para investor.

Penyediaan Fasilitas Lingkungan Pemukiman
Dalam strategi penataan ruang dan penggunaan tanah, salah satu arahan yang diterapkan oleh pemerintah Kota Tebing Tinggi adalah pemanfaatan untuk kawasan pemukiman, termasuk fasilitas lingkungan di dalamnya. Fasilitas lingkungan ini berupa penyediaan sarana kebutuhan dasar yaitu air bersih, listrik dan telpon. Sampai saat ini meskipun telah ada PDAM di Kota Tebing Tinggi, namun masih banyak masyarakat yang menggunakan sumber air sendiri karena masih terbatasnya kemampuan PDAM memenuhi kebutuhan masyarakat. Fasilitas lainnya bagi lingkungan pemukiman adalah sarana pendidikan. Sarana ini sangat dibutuhkan bagi masyarakat dengan harapan bisa meningkatkan kecerdasan generasi muda seiring dengan tumbuhnya pemukiman di Kota Tebing Tinggi.

BIDANG USAHA UNGGULAN LAYAK DIKEMBANGKAN
Berdasarkan uraian tentang potensi unggulan yang ada di Kota Tebing Tinggi, hasil pengamatan dilapangan dan usulan dari pemerintah Kota Tebing Tinggi maka dapat diidentifikasikan beberapa bidang usaha unggulan yang layak untuk dikembangkan yaitu :
a. Pabrik oleokimia
b. Pengolahan arang batok kelapa
c. Kawasan pusat bisnis (central business district/CBD)

Kamis, 14 Agustus 2008

Pada TAu gAk, Kalau Flexi Tonenya Flexi TUch HEUBAAAAAAAAAT Banget

Mulanya aku kepingin punya nada sambung pribadi lebih dari satu
trus aku cek ke semua operator yang ada dikota ku.Eh kepingin 3
malah dapet 15. Heubat banget kan.Tau gak ternyata di Flexi kita
bisa punya Nada sambung Pribadi,(kalau di flexi namanya flexi tone)
bisa ampe 15 lagu.
Trus hebatnya lagi kita bisa muter flexi tone itu semau kita, mau acak
berurut, atau satu hari ini nada sambungnya beda, besok beda lagi,
dan hari hari spesial buat kita, kita atur sendiri nada sambungnya.Trus
bisa kirim atau copy flexi tone ke dan dari orang lain.Heubat banget kan
Ternyata cuma flexi yang bisa begini loh.
Kalau kalian mau coba.Bisa dilihat disitusnya flexi.Yakni www.telkomflexi.com
atau kalau mau join ama flexter end tanya jawab langsung ama pengguna flexi lain
gabung aja di www.myflexiland.com.Kamu ditunggu tuch ama flexter lainnya.Termasuk
Aku loh..........................!!!!!!!!!!!!!!!!1

Jalan Jalan Sedap Sekejap di Medan

Medan dan daerah sekitarnya merupakan pusat jajanan impian para tukang makan. Karena di sana tergelar aneka hidangan khas Melayu, Batak, bahkan juga hidangan dari luar negeri yang sudah "diakui" sebagai hidangan khas Medan. Rasanya, sungguh rugi kalau Anda mampir ke Medan tanpa mencicipi beberapa hidangan yang kami gelar di sini.


SOTO MEDAN DAN SOP TAPANULI

Kalau Anda termasuk orang yang gemar makan soto, jangan lupa mampir ke Soto Medan Sinar Pagi di Jl. Sei Deli. Pengelolanya adalah Ibu H. Yurdanis. Ia meneruskan usaha ini dari sang ayah, Bpk. Piliang.

Pada awalnya soto ini tidak seterkenal sekarang. Yurdanis yang merantau dari Padang ke Medan memulai usahanya dengan coba-coba. "Modalnya pun cuma 3 kilogram beras dan sekilo daging," jelas Evie adik Yurdanis yang kebagian tugas kasir.

Dalam kurun waktu tiga puluh lima tahun lamanya akhirnya soto Piliang dikenal luas warga Medan. Orang Medan sering menyebutnya sebagai Soto Sei Deli. Setiap hari warung mereka diserbu pelanggan dari berbagai lapisan. Bukan hanya rakyat biasa bahkan para pejabat pun, tak segan-segan mampir di warungnya. Kalau dulu mereka cuma punya 3 karyawan, sekarang malah sudah 12 karyawan.

Di kedai ini Anda bisa memilih soto ayam, daging, babat, usus, paru, dan limpa. Tentu dengan rasa yang sedap sekali. Kalau tidak, mana mungkin sang pemilik bisa menjual 400 - 500 piring seharinya. Jangan kaget, lewat soto ini, bisa dicapai sekitar Rp. 40 - 50 juta tiap bulan.

Begitu larisnya soto sei deli ini, sampai-sampai yang menirunya pun banyak sekali. "Untuk menjaga pelanggan, kami memasang plakat, 'Soto Medan Cabang Sei Deli' di tiap cabang kami," ungkap Evie.

Selain soto, orang Medan juga tergila-gila pada sop kambing. Coba saja datangi kedai sop kambing Al-Hamra, milik Mansyur Zubaidi (60) yang mangkal sehari-hari di Jl Tapanuli, Medan. Sop kambing warga keturunan Arab yang sudah mangkal di kawasan itu sejak tahun 80-an ini, memang lain dari yang lain.

Ternyata rahasianya ada pada bumbu. "Bumbunya masih saya datangkan dari Jedah, Timur Tengah. Untuk bunga lawang saya masih minta dikirimi dari Thailand karena bunga lawang Indonesia kurang wangi. Tapi untuk cengkeh, saya cuma membelinya dari Aceh," kata Zubaidi ayah lima anak dan kakek tiga cucu ini.

Sebelum berkecimpung langsung di kedainya, Mansyur hanyalah tukang perabotan rumah tangga. "Istri saya yang jualan sop. Saya sendiri paling-paling cuma kebagian jaga," sela Mansyur yang sempat jualan di Deli Plaza selama 3 tahun ini.

Kini pelanggan mereka tak cuma masyarakat sekitar. Artis tenar, atlet, pejabat Ibu Kota, bahkan tamu dari luar negeri pun rajin singgah di kedainya. "Pernah ada tamu dari Taiwan. Dia suka sekali dengan sop buatan saya. Sampai-sampai dia minta dibungkuskan untuk dibawa ke negerinya. Mungkin mereka senang karena warung saya sederhana dan tradisional. Ya, di sini, kan, cuma ada meja dan bangku,"papar Mansyur.

Meski laris Mansyur belum mau menurunkan kemahirannya membuat sop kepada anak-anaknya. "Mereka masih sekolah," cetus Mansyur yang tetap terus menjaga kualitas sopnya ini.

"Saya masih antre setiap pagi di Sentral Pasar supaya dapat daging yang baik yang akan dipotong."

Tak cuma itu, lanjut Mansyur, "Saya juga turun tangan sampai ke soal pencucian daging. Kalau tidak bersih, saya takut bau."
Setiap hari Mansyur menyediakan 20 kilogram daging. Daging sebanyak itu kira-kira bisa mendapatkan 200 porsi sop. Semangkuk sop dijual Mansyur Rp. 9.000. Di akhir minggu atau di hari libur, tentu Mansyur harus menyiapkan lebih banyak sop lagi.


IKAN SALE

Dari namanya sudah bisa diketahui, ikan sale adalah ikan yang dipanggang dengan asap yang banyak hingga warnanya hitam dan mengeluarkan minyak. Ikan ini merupakan makanan khas masyarakat Padang Sidempuan (Tapanuli Selatan).

Salah seorang penjual ikan sale di pasar tradisional Aksara Medan, Pardomuan Harahap mengaku, sudah sepuluh tahun berjualan ikan sale."Memang, sih, jualnya nggak khusus, tetapi dengan ikan asin," ujar Harahap. Sebenarnya, lanjut Harahap ikan sale punya sejarah panjang. "Dulu pada awalnya para petani secara tidak sengaja membuat makanan ini. Suatu hari, para petani yang tengah tidur di ladang menemukan banyak ikan yang terdampar di sungai. Daripada dibuang, ikan tersebut diasapi dan diberi nama ikan sale."

Tampaknya hidangan ini bisa diterima masyarakat sekitar, maka ikan sale sekarang sengaja dibuat. Umumnya ikan yang digunakan adalah lele, belut, jurung, bahung, dan lapam. Pokoknya ikan-ikan sungai.

Harga ikan sale mulai dari Rp. 25 ribu sekilo hingga Rp. 55 ribu sekilo. Dalam seminggu Harahap mengaku bisa menjual 25 kilogram ikan sale seminggu. Sengaja ia tidak mendatangkan ikan sale lebih banyak dari itu karena ikan sale cuma bertahan sampai 2 minggu. "Lebih lama lagi, ikan sale bisa dimakan rayap," jelasnya. Di samping Harahap, ada lagi penjual ikan sale di Pasar Aksara. "Dia abang saya. Omzetnya bisa sampai 10 kali lipat saya," puji Harahap.

PAKKAT ROTAN

Selain ikan sale ada lagi makanan khas masyarakat Batak Mandailing yakni pakkat atau rotan (pucuk rotan, Red.). Penganan ini berbentuk mirip bambu-bambu kecil. Dijualnya hanya pada bulan puasa. Jangan mengira rotan yang bisa disantap ini sama dengan rotan yang dijadikan kursi atau meja. "Rotan yang ini adalah jenis rotan getah," kata Panggabean, salah seorang penjual di Simpang Aksara.

Tanaman rotan getah ini biasanya tumbuh liar di hutan-hutan dan tepi sungai. Menyantapnya tak bisa mentah-mentah, melainkan dibakar dulu. Kulitnya dikupas dengan pisau atau tangan. "Nah, daging pohon yang berwarna putih itulah yang disantap. Bentuknya berlapis-lapis menyerupai rebung bambu," kata Beno Sakti Siregar pedagang pakkat yang lain.

Namanya juga pucuk rotan tentu saja rasanya tak gurih atau manis. "Rasanya justru lebih pahit dari daun pepaya atau pare. Makanya, lebih enak dimakan pakai saus atau sambal," saran sang penjual.

Meski pahit, peminatnya banyak. Maklum pucuk rotan amat dipercaya mampu menambah tenaga, mengobati darah tinggi, rematik, dan menguatkan otot, apalagi kalau dimakan secara rutin.

MAKANAN KHAS KOTA KELAHIRAN KU,,,,"LEMANG"

Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara (80 km tenggara Medan, Red.) terkenal dengan lemangnya. Maka, tak salah kalau kota ini disebut kota lemang. Di kawasan Jl Tjong A Fie (kini Jl KH Ahmad Dahklan) terdapat puluhan pedagang lemang degan gerobak sorongnya menjajakan jualannya mulai pukul 15.00 sore sampai 21.00 malam.

Sofia Maya (28) salah seorang pedagang lemang mengaku, setiap hari bisa menjual 400 batang lemang. Untuk itu ia membutukan 80 kilogram beras ketan per harinya. "Tapi kalau bulan pauasa bisa sampai 3 kali lipat," tambahnya.

Lemang Sofie terkenal dengan sebutan lemang batok. Konon sang neneklah yang pertama kali memperkenalkan hidangan khas tanah Minang ini ke daerah Tebing Tinggi. Hj Upik Nareh Sikumbang (84), sang nenek sudah membuka usaha lemang di kawasan ini sejak tahun 40-an. "Saat itu Nenek cuma bermodalkan 3 kilogram ketan," ungkap Sofie.

Sungguh tidak mudah berjualan lemang saat itu, jelas Sofie. Sang nenek sering kali harus berhadapan dengan Belanda yang mengejarnya. Tetapi, karena ingin mempertahankan hidup, nenek tetap berjualan. "Hingga hasilnya bisa kami nikmati turun- temurun."

Karena jualan lemang bisa menghasilkan maka sebagian masyarakat sekitar Tebing Tinggi mengikuti jejaknya. Walhasil, pedagang lemang di kawasan Tjong A Fie selalu ramai. Harganya relatif murah, antara Rp. 5 - Rp. 10 ribu per batang. Daya tahannya bisa mencapai satu minggu.

FleXi Makin mesra buangeeeeeeeeeeet

Flexi Mesra : Caranya REG(spasi)KODE AREA+NOMOR PASANGANMU kirim ke-456, Selanjutnya Pasanganmu harus membalas sms konfirmasi yang diterima dg mengetik : OK(spasi)KODE AREA+NOMORMU kirim ke-456.

Biaya Registrasi Rp.5.000.
Untuk Flexi Trendy berlaku 30 hari perpanjangan masa aktif gratis, apabila telah isi ulang pulsa minimal Rp.20.000 (kumulatif).
Untuk Flexi Classy, saat registrasi secara otomatis akan menjadi paket "Flexi Classy Flexibel bebas abonemen", biaya perpanjangan gratis selama program berlangsung.
Flexi Mesra hanya berlakuk untuk 2 nomor dalam kode area yang sama dan untuk produk sejenis (Trendy-Trendy atau Classy-Classy).